Seorang dokter anak memberikan 'surat cinta' buat para orangtua yang kerap minta vitamin penambah nafsu makan. Apa isinya?
Para orangtua pastinya senang saat melihat anak-anak mereka banyak makan. Tapi ada saja anak yang susah menyantap makanannya, solusi praktis yang diterapkan orangtua adalah memberi vitamin penambah nafsu makan.
Suplemen ini dianggap bisa membuat anak mau makan dengan lahap. Padahal jika dipandang dari kacamata dokter anak, vitamin penambah nafsu makan tidaklah penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dokter Arifianto lewat akun twitternya @dokterapin memberikan surat cinta buat semua orangtua yang kerap kali meminta vitamin penambah nafsu makan. Menurut dr. Apin, anak-anak sebenarnya tidak membutuhkan vitamin penambah nafsu makan.
Solusi dari dr. Apin adalah memberikan anak makanan ketika mereka merasa lapar. Dalam secarik kertas resep, dr. Apin membeberkan vitamin penambah nafsu makan versinya yang unik.
"Vitamin penambah nafsu makan. Lapar, berikan makan pada anak ketika lapar. Enak, berikan menu makanan yang enak pada anak," tulis dr. Apin.
Ia juga memberikan catatan pada bagian bawah kertas resep ini. "Catatan : nggak ada yang namanya vitamin/suplemen penambah nafsu makan (kecuali kata iklan!!)," tegas dr. Apin.
Dalam sebuah thread yang dipublikasi pada (22/10) dr. Apin juga membeberkan berbagai penjelasan. "Zaman sekarang, di perkotaan, tidak sedikit orangtua datang ke dokter anak dengan keluhan: anaknya susah makan. Sebagai dokter anak, sejujurnya saya bingung: anaknya susah makan, kok datangnya ke saya? Hehe. Biasanya saya balik bertanya: menurut Ibu, kenapa anaknya susah makan?"
Dokter Apin juga mencontohkan pada kasus anak yang tidak suka makan nasi. Ia menyarankan agar orangtua bisa mengganti sumber karbohidrat selain nasi.
Solusi lain dari dr. Apin yakni membuat makanan yang variatif dan enak agar anak semangat makan.
"Sederhananya: buatlah anak LAPAR dan sajikan makanan yang ENAK supaya mereka mau makan. Anak yang terlalu banyak minum susu sehingga kenyang dan tidak mau makan? Ya kurangi susunya. Pada anak > 1 tahun, yang penting makan, bukan minum susu. ASI/susu makanan utama bayi < 1 tahun," beber dr. Apin.
Khusus untuk bayi berusia 1 tahun atau sudah mulai makan mpasi, cobalah kreatif menyajikan makanan yang membuat anak lahap untuk makan. Jika terbiasa diberi bubur tim maka coba sajikan makanan yang lauknya dipisah-pisah agar anak menyimpulkan makanannya mirip dengan makanan orangtua mereka.
![]() |
Melihat anak-anaknya sulit makan, banyak orangtua khawatir kalau tubuhnya tak cukup nutrisi. Padahal cara tepat mengukur kecukupan nutrisi anak adalah dengan melihat tinggi dan berat badannya.
Dokter Apin pun menyarankan para orangtua yang memiliki bayi dan balita untuk rajin memantau pertumbuhan anak. "Selalu pantau pertumbuhan secara objektif menggunakan grafik pertumbuhan (growth chart). Berat, tinggi badan, dan lingkar kepala. Ukur semua! Plot di grafik. Harus!," tegas dr. Apin.
(dvs/odi)